Pengalaman Saya di malaysia

Pagi menyapaku di antara embun yang sepertinya engan diganggu matahari, butiran-butiran titik kebahagiaan melanjutkan hasrat saya ketika sampai di hentian kajang. Tempat dimana saya akan duduk dalam menempuh pendidikan master di universiti kebangsaan Malaysia. Sebelumnya saya meminta kepada abang yang berada di Malaysia untuk mengisi borang permohonan melanjutkan belajar di universiti kebangsaan Malaysia, setelah borang di proses dan dirasa telah memenuhi syarat, sayapun diterima belajar di universiti kebangsaan Malaysia.

Nama saya adalah Wiend Sakti Myharto, dilahirkan di Banda Aceh 23 tahun yang lalu tepatnya 12 mei 1985. saat ini saya belum bekerja karena setelah menamatkan degree di universiti jambi, saya langsung mengambil program sarjana undang-undang di universiti kebangsaan Malaysia, dengan harapan menjadi pensyarah nantinya setelah tamat. Saya adalah anak tertua dari 3 bersaudara yang kesemuanya adalah laki-laki. Sebagai keluarga yang harmonis saya merasa sedih saat berpisah dengan keluarga. Terutama dengan ibu saya, kerana keseharian saya adalah menghabiskan waktu dan sebisanya menolong ibu saya, mulai dari mengantarnya kerja, mengantar pulang beliau, pergi ke pasar untuk berbelanja, berkunjung kerumah sahabat ibu, pergi ke berbagai acara seperti main kutu, perkahwinan, dan kegiatan social lainnya.
Ayah saya bernama AKBP. Drs. Harwadi seorang polis, serta Ibu bernama Dra. Yulia Rasmi seorang cekgu, kedua adik saya yaitu yudhi agussationo saat ini menempuh pendidikan di Universiti Negeri Yogyakarta semester 8, dan M.Try suhartono saat ini sekolah di SMU 10 jambi, kelas 2. keluarga menginginkan saya menjadi contoh untuk adik-adik, semula saya menganggap ini sebagai beban, tapi akhirnya saya sadar bahwa ini adalah episode hidup yang harus saya lalui.
Sayang tinggal di hentian kajang bersama abang yang juga berasal dari jambi, yang sekarang mengambil program PhD. Di Fakulti Sains Sosial dan Kekmanisiaan jurusan politikdi universiti kebangsaan Malaysia juga. Dengan penyesuaian diri, sayapun merasa malaysia adalah tempat tinggal saya (feels like home) dengan perbedaan-perbedaan yang secara intuisi akan mempengaruhi pola pikir saya kedepan.
Banyak anak indonesia yang belajar di universiti kebangsaan Malaysia yang bertempat tinggal di hentian kajang. Mereka datang dengan visi dan misi yang mungkin saja sama dan pastilah berbeda cara melaksanakannya. Pada awal kedatangan saya, kami belum masak dan makan di tempat yang disukai. Jadi sayapun kesulitan menemukan menu, semuanya jelas dikarenakan perbedaan nama makanan itu.

Seminggu setelah berada disini, saya pergi bersama kawan yang lainnya ke kedutaan indonesia di malaysia, diperjalanan kita melihat dua menara kembar yang sungguh indah. Menara petronas. Sayangnya kita hanya memandangi menara kembar itu dari jalan sahaja tanpa berhenti untuk sekedar berfoto-foto.

Hari-hari belalu dalam suasana hentian kajang, tetapi tetap sahaja saya teringat dan terkenang saat bersama keluarga. Hari-hari selanjutnya dimulai dengan melakukan pendaftaran di Pusat Pengurusan Siswazah universiti kebangsaan Malaysia dikarenakan surat tawaran yang dikirimkan tidak sampai ke alamat saya, maka sayapun mendaftar dengan terlambat. Semua serba cepat, proses administrasi yang sangat berbeza dengan di negara saya.

Semuanya kaki tangan menjalankan perkerjaanya dengan profesional, jadi meski terasa berdesak-desakan, saya tidak menemukan hal yang membuat bosan, dikarenakan sambil menunggu kita bisa memanfaatkan waktu dengan berbincang dengan orang-orang melayu sendiri atau orang-orang dari timur tengah dalam rangka memperbaharui kosa kata dalam bahasa melayu maupun dalam bahasa inggeris.

Proses pendaftaran selesai, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan mata kuliah. Dengan alasan penyesuaian diri, saya mengambil 3 mata kuliah di fakulti undang-undang dan mata kuliah bahasa melayu untuk keperluan akademik I. Seluruh pelajar juga diharuskan mengambil bahasa inggeris dengan diseleksi terlebih dahulu, dan dalam pada itu alhamdulillah saya berjaya mengikuti tes. Sehingga dibebaskan dari keharusan mengambil bahasa inggeris.

Suatu saat pada bulan agustus saya bersama kawan pergi ke kuala lumpur untuk membetulkan labtopnya. Kami ingin pergi ke HP center. Awalnya kita menaiki rapid dengan tujuan pasar seni. Kami berhenti disana dan menanyakan jalan yang harus dilalui dan kendaraan yang mana untuk menuju HP center. Kemudian salah seorang kaki tangan Menjelaskan bahawa kami disuruk ke KL sentral lalu menaiki rapid dengan tujuan HP center. Kamipun pergi ke KL sentral, tapi alangkah terkejutnya saya karena mengetahui bahwa td kami telah melewati jalan yang sama. (malu bertanya, jalan-jalan).
Dengan tertawa kamipun menaiki bus rapid tujuan HP center, masalahnya kawan sayapun belum pernah ke sana, yang dia ketahui adalah HP center berdekatan dengan kantor imigrasi. Dengan alasan itu, kami menanyakan kepada seorang ibu dimana letak pejabat imigrasi, setelah lama berbincang, ibu itupun mengatakan ikuti saya.

Sesampai di kantor imigrasi ibu itupun menyuruh kami berhenti, lantas kamipun turun. Melihat kesana-kemari mencari HP center, tapi tidak juga menemukan. Alangkah terkejutnya kami ketika melihat sebuah gedung tinggi bertuliskan HP tempat yang ingin kami tuju. Terlalu jauh dari pejabat imigrasi, lagi-lagi kami merasa bodoh kerana tidak bertanya dengan sejelas-jelasnya. Akhirnya kamipun menaiki taksi dengan harapan pastilah sampai di tujuan tanpa kesalahan berikutnya.

Setelah mengisi borang permohonan perbaikan, kamipun pulang kerana labtop akan diperbaiki selama tenggang waktu 2 minggu. Untuk alasan terbaik, kamipun menggunakan komputer untuk pulang ke rumah. Pengalaman yang menunjukkan betapa pentingnya sebuah komunikasi (sebaik-baik komunikasi) agar tidak mendapat masalah dan kekeliruan.
Kegiatan lain yang saya lakukan selama di malaysia adalah mengunjungi acara konvokesyen di Dektar universiti kebangsaan Malaysia. Waktu itu yang menamatkan program Master di universiti kebangsaan Malaysia adalah abang saya. Jadwal yang tertera pada undangan adalah 9.30 kamipun bergegas menuju tempat prosesi. Alangkah malangnya saya dikarenakan memakai celana levis, saya tidak diperkenankan memasuki tempat prosesi, jadi terpaksa harus melewati hari-hari bahagia abang saya dengan menonton dengan layar lebar yang disediakan panitia di gedung lainnya.
Kongvokesyen yang dikenal dengan istilah wisuda di indonesia berlangsung dalam 10 hari. Waktu yang cukup lama, dikarenakan jumlah yang menamatkan program degree, sarjana, dan paska sarjana sangatlah banyak. Dan waktunyapun hanya dilaksanakan sebanyak 1 kali dalam 1 tahun. Yaitu di bulan agustus sahaja.
Suasana malam hari dihiasi dengan lampu-lampu indah yang membuat kagum pasang mata yang melihatnya. Beberapa gerai menjual barang-barang yang sesuai keinginan. Sangatlah menarik jika berkunjung ke sana. Saya harap dapat mengulangi keadaan ini ditahun depan.
Selanjutnya tempat yang saya kunjungi adalah Melaka dan sekitarnya, kunjungan ini diadakan oleh pusat pengajian umum universiti kebangsaan malaysia pada sabtu 16 ogos 2008, pesertanya adalah pelajar yang mengambil course bahasa melayu untuk keperluan akademik, baik BM1 maupun BM2. hal ini dalam rangka mengeratkan silaturahmi anatara kita.
Sekitar pukul 08.30 kami bertolak ke melaka yang diperkirakan akan menempuh perjalanan selama 2 jam. Suasana di perjalananlah yang membuat saya menikmati indahnya perkenalan, mungkin selama ini kami dipisahkan dengan kumpulan lain-lainnya dikarenakan penyesuaian dengan keadaan kelas yang maksimum diisi dengan 20 orang sahaja.
Kita yang pada umumnya tinggal di tempat yang sama yaitu di hentian kajang banyak yang baru saling mengenal ketika diperjalanan. Nasib saya tidak terlalu beruntung karena sering menjadi perbincangan sahabat-sahabat lainnya. Saya menyadari semua karena sifat saya yang sukar berhenti untuk berucap sekalipun terkadang hal-hal yang tidak penting. Tapi saya sangat menikmati persahabatan itu.
Tiba di Taman mini malaysia di melaka, kita semua dikumpulkan dan dimanjakan acara hiburan berupa tari-tarian, pertunjukan teater, yang mencerminkan bahawa malaysia mempunyai 3 etnik yang besar yaitu melayu, china, dan India. Secara pribadi saya sangat menikmati acara yang dipentaskan itu. Sekaligus mengenang saat ketika saya melakukan hal yang sama semasih di indonesia dahulu. Acara persembahanpun berlangsung hampir 1 jam lamanya. Acara di tutup dengan berjoget bersama pelakon pementasan. Dan Foto peserta lawatan bersama pihak taman mini melaka.
Setelah itu kita mengadakan acara sendiri yang dipandu langsung oleh encik azlan dan encik rusdi. Acara diantaranya, cabutan bertuah, tukar-tukaran kado, dan cabutan beracun. Dalam acara itu tantangan dikhususkan menjawab dengan bahasa melayu yang notabene akan menambah perbendaharaan kata-kata dalam bahasa melayu. Semua meluapkan kegembiraannya, seolah meninggalkan semua penat dan stress yang menumpuk. Setelah melaksanakan perkuliahan. Setelah acara selesai, kami disilakan mengunjungi berbagai jenis petualangan dan fasilitas di taman mini tersebut. Bermula dari melihat rumah-rumah peninggalan sejarah, kolam renang, rumah adat dan perkampungan filipina, dan tempat lainnya.
Tak lupa kamipun mengambil gambar disana untuk mengabadikan selurh kejadian sehingga tidak terlepas dari ingatan. Disana saya bertemu dengan orang eropa, tapi sayangnya saat saya mencuba menegurnya, ia justru lari seolah ketakutan. Apakah saya sangat menyeramkan? Tentunya tidak.
Kegiatan menghabiskan waktu terjadi dengan mengunjungi tempat dan mencoba mengambil foto sebaik mungkin dengan berbagai macam gaya, bagaikan model yang beraksi. Rasa penat diakhiri dengan makan siang di kedai yang disediakan. Kawan-kawan secara umum banyak yang belum sarapan, jd umummnya memesan makanan berupa nasi sebagai penganjal perut.
Waktu makan berakhir, saatnya kembali ke bus untuk mengunjungi tempat berkesan lainnya. Tak sabar hati menunggu rasanya. Saat tiba di lokasi, kami disilahklan mengunjungi berbagai macam objek yang bisa di nikmati di bandar melaka. Perjalanan terus berlanjut dengan saling mengenal satu diantaranya secara lebih mendalam, misalnya dengan menanyakan asal daerah dan pendidikan sebelumnya, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Panasnya terik matahari seolah sirna dengan kepuasan setelah mengambil foto di beberapa tempat. Ditambah lagi dengan rasa keterikatan antar sesama kawan yang saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Misalkan saja dengan selalu melihat siapakah yang belum berada di kumpulan, dan serentak semuanyapun mencari dan meneruskan perjalanan.
Tak boleh dipungkiri, rasa lapar kembali menghadang. Lagi-lagi tempat yang di tuju adalah tempat penjualan makanan. Semua seolah serius dengan makannanya, tiada kata terucap hingga hati berkata, itulah manusia akan bising ketika lapar dan diam ketika kenyang.
Malam menggulung matahari dan menjadikan bulan terlihat cerah, waktu telah berakhir dan saatnya berangkat pulang, dikarenakan kumpulan kami di bus 2 hanya tinggal menunggu kumpulan saya, dimana kami berjumlah 8 orang. Mungkin anggota kumpulan lainnya kesal dan kecewa akibat harus menunggu kami sahaja. Perjalanan pulangpun dilanjutkan. Sehari di melaka akan segera berakhir.

Kurang lebih sekitar pukul 1.30 dini hari kami tiba di Hentian kajang. Tempat mayoritas anggota kumpulan berdiam, setelah dihantar oleh supir bus yang memandu kami dalam perjalanan.Hati tak sabar berteman dengan kasur dan bantal, perjalanan sehari berhenti disana. Begitu banyak kenangan sehingga meski telah mengantuk, saya masih mencuba mengingat perjalanan bermula sampai akhir, dengan harapan kenangan indah akan menjadikan persahabatan secara mendalam, bila boleh memperoleh teman.
Setelah lulus dari degree di universiti jambi, saya ingin melanjutkan kuliah saya di luar negeri program master, dikarenakan saya bermaksud ingin menjadi pensyarah setelah lulus nanti. Saya mencuba melihat dan mencari pengetahuan tentang universiti-universiti di luar negeri, dengan segala pertimbangan saya memilih universiti kebangsaan malaysia untuk menggapai masa depan saya.

Komentar

  1. bed time story yg membuat pembaca nya terharu. even though i've never undergone such ur story, but it feels like i can feel that u're gonna miss everything u've passed whether it was good or not; it's irreplaceable; is not it?

    BalasHapus

Posting Komentar