Lima Mitos yang Salah Seputar Tidur

DURASI tidur seringkali menjadi perdebatan yang membingungkan. Ada yang menyatakan kebutuhan tidur akan cukup jika tercukupi 8 jam. Tetapi, ada juga studi yang mengklaim kalau tidur berlebih justru buruk bagi kesehatan. Tak heran jika seseorang begadang semalam suntuk merasa perlu melakukan balas dendam dengan tidur hampir sehari penuh. Pernyataan dan kondisi manakah yang paling tepat? Berikut beberapa mitos dan fakta seputar tidur yang bisa membantu Anda mendapakan pemahaman yang tepat.

1. Untuk mendapatkan performa terbaik, Anda perlu tidur 8 jam

Menurut Joyce Walsleben, co-author A Woman's Guide to Sleep, tidak ada hal yang istimewa dengan angka delapan. Semua orang, terang dia, mempunyai kebutuhan tidur berbeda. Anda bisa mengukur sendiri apakah tidur Anda cukup atau tidak."Jika Anda tidak mengantuk pada situasi yang membosankan di siang hari, berarti tidur Anda cukup."

2. Jika Anda bisa, semakin banyak tidur semakin baik

Beberapa studi telah menemukan, mereka yang tidur lebih dari 8 jam semalam meninggal lebih muda dibandingkan mereka yang tidur antara 6 dan 8 jam. Tetapi, terang Najib Ayas, M.D., MPH, assistant professor of medicine dari University of British Columbia, para ilmuwan belum menemukan apakah tidur lebih lama merupakan penyebab dari buruknya kesehatan atau merupakan gejala dari gangguan kesehatan. Mereka yang tidur lama mungkin menderita gangguan seperti sleep apnea, depresi, atau diabetes yang tidak terkontrol sehingga mereka menghabiskan waktu lebih lama di tempat tidur.

3. Beberapa orang memiliki performa terbaik hanya dengan tidur 4 jam

Tidur terlalu sedikit buruk bagi kesehatan dan penampilan Anda. Kurang tidur bisa membuat Anda tampil tidak efektif dalam bekerja dan beraktifitas (mengganggu penampilan, proses pengambilan keputusan, dan mengganggu konsentrasi), membuat Anda sakit (dengan cara melemahkan sistem imun), dan memicu berat badan berlebih. Studi yang dilakukan Harvard Nurses' Health menemukan, perempuan yang tidur lima jam atau kurang dalam semalam berisiko 1/3 kali lebih besar mengalami penambahan berat badan sebanyak 16.5 kg atau lebih dalam kurun waktu 16 tahun dibandingkan perempuan yang tidur 7 jam.

Selain itu, tidur terlalu sedikit dan kurang dari 6 jam dinyatakan sama berbahayanya dengan tidur terlalu lama. Tidur terlalu sedikit bisa meningkatkan risiko gangguan jantung dan kematian. Selain itu akan membuat Anda kelelahan. Menurut Joyce Walsleben, bangun selama 18 jam dalam sehari akan membuat performa Anda setara dengan mereka yang sedang mabuk.

4. Terbangun di tengah malam akan membuat Anda kelelahan sepanjang hari

Menurut peneliti dari National Institute of Mental Health Thomas Wehr, M.D., hal ini bisa dipicu oleh siklus alami tubuh. Menurut dia, banyak hewan tidur dengan cara ini. Ada juga indikasi kalau nenek moyang kita juga melakukan hal yang sama. Dalam studinya, dia meminta 15 partisipan untuk tidur tanpa penerangan tambahan selama beberapa minggu. Mereka tidur selama 3-5 jam, kemudian terbangun selama 1-2 jam, kemudian tidur lagi selama 4 jam atau lebih."Mereka mengatakan tidak pernah merasa nyaman dan cukup istirahat."

5. Anda perlu obat yang diresepkan jika menderita insomnia setiap malam

Obat tidur didisain untuk ganguan tidur jangka pendek, misalnya akibat stres karena sebab tertentu, misalnya; karena bertengkar dengan pasangan, tidak mempunyai cukup uang untuk hang out. Penderita gangguan tidur jangka panjang akan lebih diuntungkan jika melakukan cognitive behavioral therapy. Melalui terapis akan melatih kembali persepsi Anda mengenai tidur dan mempelajari kebiasaan-kebiasaan tidur yang baik, seperti tidur pada jam yang sama setiap malam, menghindari TV dan komputer sebelum tidur, menghindari kafein paling tidak 6 jam sebelum tidur, serta perubahan gaya hidup lainnya.

Menurut National Institutes of Health, terapi ini bisa mengatasi insomnia kronis sama efektifnya dengan penggunaan obat tidur yang diresepkan untuk mengatasi gangguan tidur jangka pendek."Setengah dari pasien yang berpikir mereka menderita insomnia ternyata hanya depresi atau cemas," tutur seorang pakar tidur dari University of California di San Diego, Daniel Kripke, M.D. (OL-08)

Komentar