Pembunuhan Pertama Kali Dalam Sejarah Kehidupan

Pada masa-masa awal kehidupan Adam dan Hawa di muka bumi, mereka mulai mempunyai keturunan. Para mufassir sepakat, bahwa Hawa setiap kali melahirkan kembar; laki-laki dan perempuan. Pada masa itu Allah memperbolehkan menikahi saudara yang lain dengan syarat mereka tidak dilahirkan dalam persalinan yang sama.

Adalah QABIL saudara kembar IQLIMA, dan HABIL saudara kembar LABUDA. Sesuai syari’at yang telah diturunkan Allah SWT pada Adam alaihissalam, Qabil harus menikahi Labuda, dan Iqlima untuk Habil.

Iqlima berparas sangat cantik, sehingga Qabil lebih menyukainya daripada Labuda yang menurutnya lebih jelek. Ketika mereka sudah mencapai usia baligh, Adam ingin menikahkan mereka sesuai dengan perintah Allah kepadanya.

Qabil yang berparas tampan itu merasa lebih pantas jika ia yang dinikahkan dengan Iqlima. Ia menolak perintah ayahnya. Setan sudah mulai memperdaya Qabil hingga ia mulai dikendalikan oleh hawa nafsunya. Adam bingung.

Hingga turunlah firman Allah Subhanahu wata'ala kepadanya untuk kedua puteranya itu,
“Berkurbanlah kalian berdua! Berkurbanlah kalian berdua! Barangsiapa yang diterima kurbannya, maka dia lebih berhak untuk mendapatkan Iqlima”

Qabil seorang pemilik ladang, dia mengurbankan yang terburuk dari hasil panen ladangnya dan tidak berguna bagi dirinya. Sedangkan Habil adalah seorang pengembala dan dia mengurbankan seekor kambing terbaik peliharaannya. Sesuai dengan hukum pada masa itu jika kurban diterima maka akan muncul dari langit seberkas cahaya putih seperti anak panah yang memakannya. Dan kurban milik Habil yang dipilih cahaya itu.

“…ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). (QS. al-Mai'dah (5) : 27)

Setan telah berjanji kepada Adam dihadapan Allah utk menggoda dan mengajak anak-keturunan Adam menjadi sesat.

Wajah cantik Iqlima selalu membayang di dalam fikiran Qabil. Dalam khayalnya tiba-tiba ia melihat Labuda disisinya sementara Iqlima berada dalam pelukan saudaranya, Habil.

Api cemburu membakar nafsunya, iri, dengki dan amarahnya bergelora hingga setan berbisik, "bunuhlah saudaramu, maka Iqlima kan menjadi milikmu..."...

Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!".

Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa. Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
(QS. al-Mai'dah (5) : 27-29)

Qabil berparas tampan dan lebih kuat daripada Habil. Dengan mudah ia membunuh saudaranya itu.

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.
(QS. al-Mai'dah (5) : 30)

Darah tumpah untuk pertama kalinya di bumi…

Jasad itu diam tak bergerak. Tertelungkup kaku diatas tanah yang berdarah. Terkapar diam membisu.

Qabil sangat bingung… bagaimana ini?

Ketika Qabil kebingungan, Allah mengutus dua ekor burung gagak yang berusaha saling bunuh. Salah satu dari burung itu mati. Burung yang masih hidup lalu menggali lubang dan menguburkannya ke bumi, dan menutupnya kembali dengan tanah.

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya…” (QS. al-Mai'dah (5) : 31)

Celaka! Qabil yang bingung tdk bisa melakukannya. Dengan sedih ia berkata:

"Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?..." (QS. Al-Maidah: 31)

Qabil melihat jasad saudaranya itu dengan sangat menyesal. Ia berteriak-teriak memanggil-manggil nama saudaranya itu.

"Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal"
(QS. al-Mai'dah (5) : 31)

Akhirnya – atas izin Allah -- ia berdiri mengangkat mayat saudaranya dan menguburnya.

Dia akan menerima hukuman dari Adam alaihissalam.
Allah menghukumnya sebagai orang yang pertama kali melakukan pembunuhan, dan dia akan mendapatkan dosa-dosa orang yang membunuh orang lain setelahnya.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada jiwa yang terbunuh secara zhalim, kecuali pada anak Adam pertama turut menanggung dosanya, karena dia adalah orang yang pertama kali melakukan tradisi pembunuhan". (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada dalam riwayat yang shahih mengenai hukuman yang diterima Qabil di dunia. Banyak riwayat-riwayat palsu dan dusta yang merupakan penafsiran-penafsiran khayalan perawinya dan kisah-kisah fikitif milik kaum Yahudi dan Nashara.

Bagaimana kelanjutan kisah ini hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui.


Pelaku pembunuhan akan diganjar dengan siksa neraka Jahannam. Dosanya ditanggung oleh pelakunya dan juga ditanggung oleh Habil putra Adam yang pertama kali melakukan perbuatan nista itu (seperti telah dijelaskan dalam hadits diatas).

”Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. an-Nisa' (4) : 93)

Di akhir zaman, fitnah semakin banyak, dan pembunuhan semakin meraja lela.

Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu mengingatkan kita pada hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda, “Kelak akan terjadi fitnah; orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari”. Sahabat bertanya, “Bagaimana pendapat engkau, jika ada orang yang datang ke rumahku, lalu dia menjulurkan tangannya untuk membunuhku?” Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Jadilah kamu seperti kedua anak Adam yang paling baik” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani)


Semoga Kisah Habil dan Qabil ini dapat menjadi pelajaran bagi kita dan kita dapat mengambil pelajaran dan hikmah dari Kisah ini.

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (QS. Yusuf (12) : 111)

"Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur'an). Barang siapa berpaling daripada Al Quran maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat".
(QS. Thaha (20) : 98-100)

MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMAN-NYA...


Note:

Mari mengaji (membaca, mempelajari, memahami, dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an). Kisah Habil dan Qabil dapat ditemukan dalam al-Qur’an Surat al-Maidah (5): 27-31.

Kisah Habil dan Qabil ini disarikan dari terjemah Kitab Shahih Qashashil Qur’an. Karya Syaikh Hamid Ahmad ath-Thahir al-Basyuni. Darul Hadits, Kairo, Mesir. Bab Kisah Habil dan Qabil.

Semoga bermanfaat...

Komentar