Merubah Kebencian (Pasti Bisa)

Disaat kehidupan penuh kebahagiaan, tiba-tiba dihempas oleh peristiwa yang mengejutkan. Kita kehilangan orang yang kita cintai atau kehilangan kedudukan, mungkin jabatan. Tanpa kita sadari kemudian kita mencari kambing hitam. Mencari seseorang yang patut kita persalahkan. Kebencian menjadi nyata. Kemarahan tak terelakkan. Dendam menjadi menguat dalam hati.

Tapi pernah kita menyadari bahwa peristiwa itu sesungguhnya telah mengantarkan jiwa ke pintu gerbang kemuliaan. Dengan melalui berbagai penderitaan, ujian, kecemasan dan kesedihan sesungguhnya Allah telah meletakkan diri kita sebagai kekasihNya. Kekasih yang memahami makna cinta. Kita sebagi wujud wakil diriNya, penyebar cinta dan kasih sayang. Perwujudan dari sifat Rahman dan Rahim-Nya. Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kebencian pada dasarnya wujud manusiawi pada diri kita ketika kita sedang ditimpa ujian dan penderitaan karena kita memang merasa perlu mencari orang lain yang dipersalahkan. Membiarkan diri penuh kebencian di dalam hidup justru menambah penderitaan dengan derita. menyiram luka dengan air garam. Menambah perih dengan keperihan yang lebih dalam. Air mata menetes tanpa muara.

Mengolah kebencian menjadi cinta, kita maknai bahwa setiap peristiwa apapun yang terjadi pada diri kita adalah sebagai perwujudan kita sebagai seorang Mukmin. Nabi Muhammad menyebutkan sebagai sesuatu yang menakjubkan pada diri seorang mukmin sebab peristiwa apapun yang terjadi pada dirinya semuanya terasa indah. Mendapatkan nikmat dirinya bersyukur, mendapatkan musibah dirinya bersabar.

Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Bila mendapatkan nikmat, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya. Bila mendapatkan cobaan, ia bersabar dan sabar itu baik baginya. (HR. Muslim).

Tidak ada kebencian. Tidak ada kemarahan. Tidak ada dendam karena seorang mukmin menyakini bahwa semua itu wujud kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bila kita tahu semua itu adalah wujud kasih sayang Allah, lantas kenapa kita harus membenci makhluknya ? Itulah cinta kita sebagai wujud kasih sayang Allah kepada diri kita.

Hati (qalbu) sebagaimana tubuh, juga dapat menjadi Sakit. Namun sayangnya, orang yang mengidap penyakit hati sering kali tidak menyadari bahwa dirinya telah terjangkit penyakit-penyakit hati. Padahal penyakit hati ini bisa jadi justru memiliki pengaruh yang lebih destruktif dibandingkan penyakit fisik. Dan orang yang mengidap penyakit hati tidak akan pernah menggapai kebahagiaan yang hakiki. Seandainya tujuan hidup adalah untuk menggapai kebahagiaan hidup, baik dunia maupun akhirat, maka mau tidak mau kita harus dapat bebas dari penyakit-penyakit hati tersebut. Oleh karena itu, kita harus dapat mengidentifikasi apa saja yang merupakan penyakit hati. Dan kita perlu mencari sebuah metode yang tepat untuk mengetahui seberapa parah penyakit hati yang kita derita. Dan yang lebih penting lagi, seperti halnya tubuh yang sakit membutuhkan obat, begitu pula hati yang sakit.

Dalam hadits di atas, Nabi menyebutkan dua obat penyakit was-was.

1. Beristi`adzah kepada Allah. Yaitu mencari perlindungan kepada Allah, dan bertawakkal kepada-Nya. Sehingga ia bisa selamat dari penyakit berbahaya ini.

2. Berhenti. Yaitu berpaling dari angan-angan dan perasaan was-was ini.

Jadi hendaknya ia berpaling dari perasaan was-was tersebut dan terus berjalan mengarungi kehidupannya maupun dalam mengerjakan amal kebaikannya.

Macam-macam arti penyakit hati dan sifat buruk manusia:

1]. Iri Hati

Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan, seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari. Atau iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.

2]. Dengki

Dengki adalah sikap tidak senang melihat orang lain bahagia dan berusaha untuk menghilangkan nikmat tersebut. Sifat ini sangat berbahaya karena tidak ada orang yang suka dengan orang yang memiliki sifat seperti ini.

3]. Hasut/Provokasi

Hasut adalah suatu sifat yang ingin selalu berusaha mempengaruhi orang lain agar amarah / marah orang tersebut meluap dengan tujuan agar dapat memecah belah persatuan dan tali persaudaraan agar timbul permusuhan dan kebencian antar sesama.

4]. Fitnah

Fitnah lebih kejam dari pembunuhan adalah suatu kegiatan menjelek-jelekkan, menodai, merusak, menipu, membohongi seseorang agar menimbulkan permusuhan sehingga dapat berkembang menjadi tindak kriminal pada orang lain tanpa bukti yang kuat.

5]. Buruk Sangka

Buruk sangka adalah sifat yang curiga atau menyangka orang lain berbuat buruk tanpa disertai bukti yang jelas.

6]. Khianat/Hianat

Hianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Orang yang telah berkhianat akan dibenci orang disekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.

Hati itu dapat hidup dan dapat mati, sihat dan sakit. Dalam hal ini, ia lebih penting dari pada tubuh.

Allah berfirman, artinya:

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.” (QS. Al-An’am : 122)

Artinya, ia mati karena kekufuran, lalu Kami hidupkan kembali dengan keimanan. Hati yang hidup dan sihat, apabila ditawari kebatilan dan hal-hal yang buruk, dengan tabi’at dasarnya ia pasti menolak, membenci dan tidak akan mendekatinya. Lain halnya dengan hati yang mati. Ia tak dapat membezakan yang baik dan yang buruk.

Dua Bentuk Penyakit Hati:

Penyakit hati itu ada dua jenis: Penyakit syahwat dan penyakit syubhat. Keduanya tersebut dalam Al-Qur’an. Allah berfirman, artinya:

“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan bicara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS. Al-Ahzab:32)

Ini yang disebut penyakit syahwat.

Allah berfirman, artinya:

“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya…” (QS. Al-Baqarah : 10)

Allah juga berfirman, artinya:

“Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada).” (QS. At-Taubah : 125).

Penyakit di sini adalah penyakit syubhat. Penyakit ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih boleh disembuhkan, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya.

Seringkali penyakit hati bertambah parah, namun pemiliknya tak juga menyadari. Karena ia tak sempat bahkan enggan mengetahui cara penyembuhan dan sebab-sebab (munculnya) penyakit tersebut. Bahkan terkadang hatinya sudah mati, pemiliknya belum juga sadar kalau sudah mati. Sebagai buktinya, ia sama sekali tidak merasa sakit akibat luka- luka dari berbagai perbuatan buruk. Ia juga tak merasa disusahkan dengan ketidak mengertian dirinya terhadap kebenaran, dan keyakinan- keyakinannya yang batil. “Luka, tak akan dapat membuat sakit orang mati.”. Terkadang ia juga merasakan sakitnya. Namun ia tak sanggup merasai dan menahan pahitnya obat. Masih bersarangnya penyakit tersebut di hatinya, berpengaruh semakin sulit dirinya menelan obat. Karena obatnya dengan melawan hawa nafsu. Itu hal yang paling berat bagi jiwanya. Namun baginya, tak ada sesuatu yang lebih bermanfaat dari obat itu. Terkadang, ia memaksa dirinya untuk bersabar. Tapi kemudian tekadnya mengendor dan meneruskannya lagi. Itu karena kelemahan ilmu, keyakinan dan ketabahan. Seperti halnya orang yang memasuki jalan angker yang akhirnya akan membawa dia ke tempat yang aman. Ia sadar, kalau ia bersabar, rasa takut itu sirna dan berganti dengan rasa aman. Ia memerlukan kesabaran dan keyakinan yang kuat, yang dengan itu ia mampu berjalan. Kalau kesabaran dan keyakinannya berkurang, ia akan berbalik arah dan tidak mampu menahan kesusahan. Apalagi kalau tidak ada teman, dan takut sendirian.

Menyembuhkan Penyakit Dengan Makanan Bergizi dan Obat:

Gejala penyakit hati adalah, ketika ia menghindari makanan yang bermanfaat bagi hatinya, lalu menggantinya dengan makanan yang tak sehat bagi hatinya. Sedangkan makanan yang paling berguna bagi hatinya adalah iman. Obat yang paling manjur adalah Al-Qur’an yang memiliki gizi dan obat. Barangsiapa yang mencari kesembuhan (penyakit hati) selain dari Al- kitab dan As-sunnah, maka ia adalah orang yang paling bodoh dan sesat.

Sesungguhnya Allah berfirman:

“Katakanlah: “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang- orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat jauh.” (QS. Fushshilat : 44).

Komentar